Mataram – Gempa Ahad malam (5 Agustus) yang memporakporandakan sebagian besar wilayah di Lombok Utara dan Lombok Timur kemarin berdampak juga pada gedung DPRD Provinsi NTB dan Gedung Sekretariatnya. Tampak plafond ruang sidang utama berjatuhan dan retakan dinding tembok hampir di semua ruangan menambah cerita betapa dahsyatnya gempa 7 SR yang sempat membuat penduduk Kota Mataram panik. Namun hal tersebut tidak membuat surut semangat Anggota DPRD dan ASN Sekretariat DPRD dalam bekerja. Semenjak hari Selasa (7 Agustus) kegiatan tetap berjalan seperti semula sampai terjadinya gempa susulan berkekuatan 6,2 SR pada kamis (9 Agustus). Getaran yang terasa sangat kuat membuat trauma sebagian besar Anggota DPRD dan ASN Sekretariat DPRD.

Menyikapi situasi tersebut, Ketua DPRD Provinsi NTB Hj. Baiq Isvie Rupaeda, S.H., M.H. mengambil inisiatif agar mulai Senin 13 Agustus mendatang sebagian aktifitas kantor dipindahkan ke Rumah Dinasnya di Jalan Langko. Hal ini disepakati dalam Rapat Pimpinan DPRD dengan seluruh Pimpinan Fraksi di DPRD Provinsi NTB yang digelar Jumat (10 Agustus) di Rumah Dinasnya. Pimpinan dan Anggota Dewan juga sepakat dalam Rapat Badan Musyawarah DPRD-yang juga digelar di tempat yang sama-untuk memberhentikan sementara segala pembahasan raperda kecuali pembahasan RAPBD Perubahan 2018 tetap menjadi agenda utama disamping turun menyapa konstituen yang terdampak bencana dan membantu memenuhi kebutuhan dasar mereka ala kadarnya.
Pada kesempatan tersebut Ibu Isvie juga menyampaikan rasa duka mendalam untuk para korban dan menyatakan sikapnya mendorong status bencana menjadi Bencana Nasional, karena besarnya dampak kerusakan dan korban jiwa yang pemulihannya akan sangat sulit bila mengandalkan Daerah dan Pemerintah Pusat sehingga Dunia Internasional harus terlibat.(ms)