Beranda Berita Gubernur NTB dan Dewan teken Nota Kesepakatan tentang RPJMD

Gubernur NTB dan Dewan teken Nota Kesepakatan tentang RPJMD

702

Sekretariat DPRD Provinsi NTB (Mataram) – Pimpinan DPRD dan Gubernur NTB hari ini, Jumat 8 Februari 2019 bersama-sama menandatangani Nota Kesepakatan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTB Tahun 2018-2023. Penandatanganan dilakukan di ruang Ketua DPRD Provinsi NTB dihadiri oleh semua Pimpinan DPRD, Ketua Bapemperda DPRD NTB serta Kepala Bappeda Provinsi NTB.

Seperti diketahui sebelumnya bahwa Visi pembangunan NTB untuk 5 Tahun kedepan yaitu “Membangun NTB gemilang”. Sedangkan Misi pembangunan NTB untuk 5 Tahun kedepan yaitu (1) NTB Bangkit dan Aman, (2) NTB bersih dan melayani, (3) NTB Sehat dan Cerdas, (4) NTB Asri dan Lestari, (5) NTB Sejahtera dan Mandiri dan (6) NTB Adil dan Berkah.

Ketua DPRD Provinsi NTB Hj. Baiq Isvie Rupaeda berharap mimpi-mimpi besar pembangunan NTB lima tahun kedepan yang tertuang dalam RPJMD NTB Tahun 2018-2023 bisa tercapai. Saat disinggung tentang Misi yang ke lima dengan Indikator Akselerasi Penanggulangan Kemiskinan, Mengurangi Kesenjangan, dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang bertumpu pada Pariwisata dan Industri, Baiq Isvie mengatakan bahwa hal itu memungkinkan untuk terealisasi.“Saya kira dengan banyaknya jaringan yang dimiliki oleh Gubernur NTB saat ini, mudah-mudahan semua bisa tercapai” harapnya. Dengan penandatanganan ini, beliau bersama lembaga DPRD juga menunjukkan dukungannya atas semua bentuk pembangunan untuk NTB. “Apa yang dicanangkan oleh Gubernur itu adalah sesuatu yang Positif untuk NTB”

Pada kesempatan ini Gubernur NTB juga menjelaskan tentang pentingnya pembangunan NTB khususnya dalam bidang Industri ini. Beliau tidak menampik terhadap banyaknya kesalah fahaman publik terhadap program yang akan digulirkannya ini. “Industrialisasi itu konsep besar yang kita gulirkan. Industrialisasi itu artinya jagungnya diolah, dagingnya diolah, jangan hanya bangga dengan mengirim seribu sapi keluar daerah, apa sih susahnya dipotong di sini, dibungkus dan lain-lain, itulah yang disebut indutrialisasi, dengan harapan agar sumber daya yang kita olah ada nilai tambahnya” terangnya.